Post Tenebras Lux: Setelah Gelap, Terang!

Semboyan "Post tenebras lux" yang merupakan moto Reformasi adalah frase bahasa Latin yang mengungkapkan masa saat kebenaran disingkapkan, sehingga orang yang berada dalam "kegelapan" bisa melihat "terang". Pada abad ke-16, penduduk kota Jenewa hidup dalam zaman yang keras. Saat itu, sering terjadi tindakan tak bermoral dan keji terhadap sesama, sedangkan keagungan Injil Kristus tersembunyi di balik bahasa latin yang tak dimengerti oleh masyarakat umum. Akhirnya, post tenebras lux terjadi di kota Jenewa melalui pemberitaan firman yang terusmenerus oleh John Calvin. Berita tentang anugerah dan pengajaran yang Alkitabiah menembus kegelapan, memberi pengharapan kepada zaman itu, serta menuntun banyak orang kepada hidup yang benar.

Abad ke-21 jauh berbeda dengan abad ke-16. Percepatan komunikasi yang pesat di dunia maya serta pertukaran informasi, barang, dan jasa yang makin cepat merupakan ciri pembeda abad ini dengan abad-abad sebelumnya. Meskipun teknologi makin maju, maraknya kejahatan, ketidakadilan, dan penindasan menyadarkan kita bahwa kegelapan masih melingkupi abad ke-21. Post tenebras lux masih dibutuhkan penduduk dunia saat ini. Oleh sebab itu, setiap pengikut Kristus sebagai terang dunia (Matius 5:14) harus terus menghadirkan terang Allah. Ingatlah bahwa orang percaya adalah agen untuk "memberitakan perbuatanperbuatan yang besar dari Dia" (1 Petrus 2:9). Walaupun para murid Kristus memiliki karunia dan kemampuan yang berbedabeda, perbuatan kita yang baik dan benar di tengah masyarakat merupakan corong untuk menyampaikan dan menyaksikan berita Injil (2:12). Yang dibutuhkan adalah kerelaan dan ketekunan agar terang yang sejati tetap bersinar dalam kegelapan. [ECW]

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan kesabaran dan pengajaran." 2 Timotius 4:2